Kamis, 27 Mei 2010

TUGAS #8 JARINGAN KOMPUTER

Instalasi dan konfigurasi DNS Server dengan Bind9 pada ubuntu server 9.10

cara istalasi dan konfigurasi Bind9 agar dapat menjadi DNS server lokal pada jaringan (LAN) anda.

Parameter yang saya gunakan kali ini :

Nama Host : websaya.com
IP Host : 10.0.0.253

langsung saja saya mulai langkah-langkah untuk melakukan instalasi dan konfigurasi Bind9 sebagai DNS server lokal :

Install bind dengan perintah :

$ sudo aptitude install bind9

langkah selanjutnya adalah meng-edit file named.conf menggunakan editor nano (anda boleh menggunakan editor apa saja yg anda suka) dengan perintah:

$ sudo nano /etc/bind/named.conf

lalu tambahkan zonenya (sesuaikan dengan kondisi server anda).

zone "websaya.com" IN {
type master;
file "/etc/bind/websaya.com.db";
allow-update { none; };
};

zone "0.0.10.in-addr.arpa" IN {
type master;
file "/etc/bind/websaya.com-ptr.db";
allow-update { none; };
};

Kalau anda telah selesai mengedit file named.conf sesuai dengan kondisi jaringan anada, anda dapat simpan konfigurasi diatas. Setelah itu buatlah 2 file yang ada pada file named.conf yang tadi anda buat (dalam contoh ini adalah websaya.com.db dan websaya.com-ptr.db). Pertama-tama buat dahulu file websaya.com.db :

$ sudo nano /etc/bind/websaya.com.db

dan isikan dengan :

$TTL 604800
@ IN SOA websaya.com. admin.websaya.com. (
1 ; Serial
604800 ; Refresh
86400 ; Retry
2419200 ; Expire
604800 ) ; Negative Cache TTL
;
@ IN NS ns.websaya.com.
@ IN A 10.0.0.253
localhost IN A 127.0.0.1
www IN A 10.0.0.253
ns IN A 10.0.0.253

lalu buat file konfigurasi kedua, yaitu websaya.com-ptr.db :

$ sudo nano /etc/bind/websaya.com-ptr.db

dan isikan dengan parameter :

$TTL 604800
@ IN SOA websaya.com. root.websaya.com. (
1 ; Serial
604800 ; Refresh
86400 ; Retry
2419200 ; Expire
604800 ) ; Negative Cache TTL
;

IN NS ns.websaya.com
2 IN PTR websaya.com.

kalau sudah selesai, simpan konfigurasi yang tadi telah anda masukan. Setelah itu, anda harus mengedit lagi beberapa file agar semua berhasil dengan baik. File selanjutnya yang akan di edit adalah file /etc/hosts :

$ sudo nano /etc/hosts

lalu edit sesuai dengan parameter server anda :

127.0.0.1 localhost
10.0.0.253 websaya.com server

simpan kembali perubahan yang anda telah buat. file selanjutnya yang akan diedit adalah file resolv.conf :

$ sudo nano /etc/resolv.conf

isikan parameter seperti dibawah ini (anda sesuaikan dengan pamameter server anda) :

domain websaya.com
search websaya.com
nameserver 10.0.0.253

simpan kembali perubahan yang anda telah buat. file selanjutnya yang akan diedit adalah file named.conf.options :

options {
directory "/var/cache/bind";

forwarders {
203.153.118.10
; <—- IP DNS Server ISP anda
};

auth-nxdomain yes; # conform to RFC1035
listen-on-v6 { any; };
};

Ubah DNS server sesuai dengan parameter DNS dari ISP anda dan kalau sudah selesai, anda simpan file tersebut. Proses konfigurasi telah selesai. Restart Bind :

$ sudo /etc/init.d/bind9 restart

Tes konfigurasi dengan menggunakan perintah nslookup, host maupun dig :

nslookup www.websaya.com

Hasilnya :

Server: 10.0.0.253
Address: 10.0.0.253#53

Name: www.websaya.com
Address: 10.0.0.253

host websaya.com

hasilnya

websaya.com has address 10.0.0.253

dig websaya.com

; <<>> DiG 9.6.1-P2 <<>> websaya.com
;; global options: +cmd
;; Got answer:
;; ->>HEADER<<- opcode: QUERY, status: NOERROR, id: 33774 ;; flags: qr aa rd ra; QUERY: 1, ANSWER: 1, AUTHORITY: 1, ADDITIONAL: 1

;; QUESTION SECTION:
;websaya.com. IN A

;; ANSWER SECTION:
websaya.com. 604800 IN A 10.0.0.253

;; AUTHORITY SECTION:
websaya.com. 604800 IN NS ns.websaya.com.

;; ADDITIONAL SECTION:
ns.websaya.com. 604800 IN A 10.0.0.253

;; Query time: 0 msec
;; SERVER: 10.0.0.253#53(10.0.0.253)
;; WHEN: Wed Dec 30 14:19:54 2009
;; MSG SIZE rcvd: 88

Senin, 10 Mei 2010

TUGAS #7 JARINGAN KOMPUTER

User Datagram Protocol

UDP, singkatan dari User Datagram Protocol, adalah salah satu protokol lapisan transfor TCP.IP yang mendukung komunikasi yang tidak andal (unreliable), tanpa koneksi (connectionless) antara host-host dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP

Karakteristik UDP

UDP memiliki karakteristik-karakteristik berikut:

  • Connectionless (tanpa koneksi): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan tanpa harus dilakukan proses negosiasi koneksi antara dua host yang hendak berukar informasi.
  • Unreliable (tidak andal): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan sebagai datagram tanpa adanya nomor urut atau pesan acknogwlement Protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus melakukan pemulihan terhadap pesan-pesan yang hilang selama transmisi. Umumnya, protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP mengimplementasikan layanan keandalan mereka masing-masing, atau mengirim pesan secara periodik atau dengan menggunakan waktu yang telah didefinisikan.
  • UDP menyediakan mekanisme untuk mengirim pesan-pesan ke sebuah protokol lapisan aplikasi atau proses tertentu di dalam sebuah host dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP. Header UDP berisi field Source Process Identification dan Destination Process Identification.
  • UDP menyediakan penghitungan checksum berukuran 16-bit terhadap keseluruhan pesan UDP.

UDP tidak menyediakan layanan-layanan antar-host berikut:

  • UDP tidak menyediakan mekanisme penyanggaan (buffering) dari data yang masuk ataupun data yang keluar. Tugas buffering merupakan tugas yang harus diimplementasikan oleh protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP.
  • UDP tidak menyediakan mekanisme segmentasi data yang besar ke dalam segmen-segmen data, seperti yang terjadi dalam protokol TCP. Karena itulah, protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus mengirimkan data yang berukuran kecil (tidak lebih besar dari nilai maksimum transfer unit yang dimiliki oleh sebuah antarmuka di mana data tersebut dikirim. Karena, jika ukuran paket data yang dikirim lebih besar dibandingkan nilai MTU, paket data yang dikirimkan bisa saja terpecah menjadi beberapa fragmen yang akhirnya tidak jadi terkirim dengan benar.
  • UDP tidak menyediakan mekanisme flow-control, seperti yang dimiliki oleh TCP
enggunaan UDP
UDP sering digunakan dalam beberapa tugas berikut:
  • Protokol yang "ringan" (lightweight): Untuk menghemat sumber daya memori dan prosesor, beberapa protokol lapisan aplikasi membutuhkan penggunaan protokol yang ringan yang dapat melakukan fungsi-fungsi spesifik dengan saling bertukar pesan. Contoh dari protokol yang ringan adalah fungsi query nama dalam protokol lapisan aplikasi Domain Name System.
  • Protokol lapisan aplikasi yang mengimplementasikan layanan keandalan: Jika protokol lapisan aplikasi menyediakan layanan transfer data yang andal, maka kebutuhan terhadap keandalan yang ditawarkan oleh TCP pun menjadi tidak ada. Contoh dari protokol seperti ini adalah Trivial File Transfer Protocol (TFTP) dan Network File System (NFS)
  • Protokol yang tidak membutuhkan keandalan. Contoh protokol ini adalah protokol Routing Information Protocol (RIP).
  • Transmisi broadcast: Karena UDP merupakan protokol yang tidak perlu membuat koneksi terlebih dahulu dengan sebuah host tertentu, maka transmisi broadcast pun dimungkinkan. Sebuah protokol lapisan aplikasi dapat mengirimkan paket data ke beberapa tujuan dengan menggunakan alamat multicast atau broadcast. Hal ini kontras dengan protokol TCP yang hanya dapat mengirimkan transmisi one-to-one. Contoh: query nama dalam protokol NetBIOS Name Service.
Pesan-pesan UDP

UDP, berbeda dengan TCP yang memiliki satuan paket data yang disebut dengan segmen, melakukan pengepakan terhadap data ke dalam pesan-pesan UDP (UDP Messages). Sebuah pesan UDP berisi header UDP dan akan dikirimkan ke protokol lapisan selanjutnya (lapisan internetwork) setelah mengepaknya menjadi datagram IP. Enkapsulasi terhadap pesan-pesan UDP oleh protokol IP dilakukan dengan menambahkan header IP dengan protokol IP nomor 17 (0x11). Pesan UDP dapat memiliki besar maksimum 65507 byte: 65535 (216)-20 (ukuran terkecil dari header IP)-8 (ukuran dari header UDP) byte. Datagram IP yang dihasilkan dari proses enkapsulasi tersebut, akan dienkapsulasi kembali dengan menggunakan header dan trailer protokol lapisan Network Interface yang digunakan oleh host tersebut.
Dalam header IP dari sebuah pesan UDP, field Source IP Address akan diset ke antarmuka host yang mengirimkan pesan UDP yang bersangkutan; sementara field Destination IP Address akan diset ke alamat IP unicast dari sebuah host tertentu, alamat IP broadcast, atau alamat IP multicast.

Ilustrasi mengenai pesan-pesan UDP

Header UDP

Header UDP diwujudkan sebagai sebuah header dengan 4 buah field memiliki ukuran yang tetap, seperti tersebutkan dalam tabel berikut.

Ilustrasi mengenai header UDP

Field Panjang Keterangan
Source Port 16 bit (2 byte) Digunakan untuk mengidentifikasikan sumber protokol lapisan aplikasi yang mengirimkan pesan UDP yang bersangkutan. Penggunaan field ini adalah opsional, dan jika tidak digunakan, akan diset ke angka 0. Beberapa protokol lapisan aplikasi dapat menggunakan nilai field ini dari pesan UDP yang masuk sebagai nilai field port tujuan (Destination Port, lihat baris selanjutnya) sebagai balasan untuk pesan tersebut.
Destination Port 16 bit (2 byte) Digunakan untuk mengidentifikasikan tujuan protokol lapisan aplikasi yang menjadi tujuan pesan UDP yang bersangkutan. Dengan menggunakan kombinasi antara alamat IP dengan nilai dari field ini untuk membuat sebuah alamat yang signifikan untuk mengidentifikasikan proses yang berjalan dalam sebuah host tertentu yang dituju oleh pesan UDP yang bersangkutan.
Length 16 bit (2 byte) Digunakan untuk mengindikasikan panjang pesan UDP (pesan UDP ditambah dengan header UDP) dalam satuan byte. Ukuran paling kecil adalah 8 byte (ukuran header UDP, ketika tidak ada isi pesan UDP), dan ukuran paling besar adalah 65515 bytes (65535 [216] -20 [ukuran header protokol IP]). Panjang maksimum aktual dari pesan UDP akan disesuaikan dengan menggunakan nilai Maximum Transmission Unit (MTU) dari saluran di mana pesan UDP dikirimkan. Field ini bersifat redundan (terulang-ulang). Panjang pesan UDP dapat dihitung dari field Length dalam header UDP dan field IP Header Length dalam header IP.
Checksum 16 bit (2 byte) Berisi informasi pengecekan integritas dari pesan UDP yang dikirimkan (header UDP dan pesan UDP). Penggunaan field ini adalah opsional. Jika tidak digunakan, field ini akan bernilai 0.


Port UDP
Seperti halnya TCP, UDP juga memiliki saluran untuk mengirimkan informasi antar host, yang disebut dengan UDP Port. Untuk menggunakan protokol UDP, sebuah aplikasi harus menyediakan alamat IP dan nomor UDP Port dari host yang dituju. Sebuah UDP port berfungsi sebagai sebuah multiplexed message queue, yang berarti bahwa UDP port tersebut dapat menerima beberapa pesan secara sekaligus. Setiap port diidentifikasi dengan nomor yang unik, seperti halnya TCP, tetapi meskipun begitu, UDP Port berbeda dengan TCP Port meskipun memiliki nomor port yang sama. Tabel di bawah ini mendaftarkan beberapa UDP port yang telah dikenal secara luas.


Nomor Port UDP Digunakan oleh
53 Domain Name System (DNS) Name Query

67 BOOTP client (Dynamic Host Configuration Protocol [DHCP])

68 BOOTP server (DHCP)

69 Trivial File Transfer Protocol (TFTP)

137 NetBIOS Name Service

138 NetBIOS Datagram Service

161 Simple Network Management Protocol (SNMP)

445 Server Message Block (SMB)

520 Routing Information Protocol (RIP)

1812/1813 Remote Authentication Dial-In User Service (RADIUS)

TCP

1) Pengertian

TCP adalah protokol yang memungkinkan program-program aplikasi untuk mengakses/menggunakan layanan komunikasi bersifat connection-oriented. TCP mampu memberikan jasa pengiriman yang dapat diandalkan (reliable) sekaligus bersifat flow-controlled. Sifat flow-controlled ini memungkinkan peralatan-peralatan jaringan yang berkecepatan rendah (slower-speed network devices) dapat berhubungan dengan peralatan-peralatan jaringan yang berkecepatan tinggi (higher-speed network devices). Protokol ini

2) Sifat-sifat

a) Connection-oriented

Suatu arsitektur/mekanisme komunikasi data di mana dua perangkat yang akan saling berkomunikasi diharuskan untuk membuat sebuah sesi (session) terlebih dahulu. Ketika komunikasi telah selesai, session tersebut akan berakhir. Hal inilah yang terjadi dalam komunikasi menggunakan telepon, sebuah koneksi harus tersedia dan terjadi terlebih dahulu sebelum telepon yang dituju dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan telepon yang digunakan untuk memanggil.

b) Reliable (keandalan)

Keandalan yang dimiliki oleh protokol ini disebabkan karena beberapa mekanisme. Berikut mekanisme tersebut:

  1. Checksum: semua segmen TCP membawa checksum yang akan digunakan oleh si penerima (receiver device) untuk mengecek adanya error baik itu error pada data atau pada header milik TCP itu sendiri.
  2. Duplicate Data Detection: kemampuan TCP untuk menjaga setiap byte yang diterima agar byte-byte tersebut tidak mengalami penggandaan (baca: diterima lebih dari satu kali).
  3. Retransmisson: kemampuan TCP untuk mengimplementasikan skema pengiriman ulang untuk data kiriman yang rusak atau hilang.
  4. Sequencing: kemampuan TCP untuk menyusun segmen-segmen data yang telah diterimanya. Hal ini akan membuat TCP mampu mengirimkan kembali data tersebut kepada suatu aplikasi dengan susunan yang benar.
  5. Timers: TCP menggunakan dua timer sekaligus dalam pengiriman data. Dua timer tersebut yakni timer statik dan timer dinamis. Protokol yang menjadi pengirim akan menunggu si penerima dalam periode waktu tertentu untuk sebuah “acknowledgement”. Jika timer telah habis masa periodenya, si pengirim dapat mengirim kembali (retransmit) segment yang akan dikirim.

c) Stream data transfer

TCP akan mengelompokkan byte-byte yang sebelumnya tidak terstruktur ke dalam bentuk segmen untuk kemudian dikirimkan ke IP. Layanan ini memberikan keuntungan bagi aplikasi-aplikasi karena mereka tidak perlu lagi membuat blok-blok data.

d) efficient flow control

ketika mengirim ulang acknowledgement ke alamat asal, proses TCP yang menerima mengindikasikan nomor urutan yang bisa diterimanya tanpa harus meng-over flow buffer internal miliknya.

e) full-duplex operation

TCP bisa mengirim dan menerima dalam waktu yang bersamaan

f) multiplexing

komunikasi antar upper-layer yang terjadi secara simultan bisa dimultiplexikan melalui satu koneksi tunggal.

3) TCP dalam kehidupan sehari-hari

Untuk aplikasi sehari-hari, TCP dikenal sebagai protokol pendamping Internet Protocol (IP). Gabungan antara TCP dan IP yang lazim dikenal dengan TCP/IP ini telah menjadi standar global komunikasi dunia internet.


Lembar Analisa 3 Praktek Jaringan Komputer

ROUTING DI LINUX

Praktikum 3

 Hasil dari ifconfig dari client
lab2@lab2-desktop:~$ ifconfig
eth0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:19:d1:18:db:98
inet addr:192.168.0.4 Bcast:192.168.0.255 Mask:255.255.255.0
inet6 addr: fe80::219:d1ff:fe18:db98/64 Scope:Link
UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1
RX packets:1431 errors:18 dropped:0 overruns:0 frame:18
TX packets:1592 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:1000
RX bytes:159688 (159.6 KB) TX bytes:155035 (155.0 KB)

lo Link encap:Local Loopback
inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0
inet6 addr: ::1/128 Scope:Host
UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1
RX packets:250 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:250 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:0
RX bytes:17824 (17.8 KB) TX bytes:17824 (17.8 KB)


 Hasil dari route –n pada client
lab2@lab2-desktop:~$ route -n
Kernel IP routing table
Destination Gateway Genmask Flags Metric Ref Use Iface
192.168.0.0 0.0.0.0 255.255.255.0 U 0 0 0 eth0
0.0.0.0 192.168.0.254 0.0.0.0 UG 0 0 0 eth0


 Hasil dari ifconfig pada router
arfin@arfin-desktop:~$ ifconfig

eth0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:11:95:c7:09:e0

inet addr:10.255.255.254 Bcast:10.255.255.255 Mask:255.0.0.0

inet6 addr: fe80::211:95ff:fec7:9e0/64 Scope:Link

UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1

RX packets:23 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0

TX packets:34 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0

collisions:0 txqueuelen:1000

RX bytes:4878 (4.8 KB) TX bytes:6195 (6.1 KB)

Interrupt:22



eth1 Link encap:Ethernet HWaddr 00:19:d1:18:dc:25

inet addr:192.168.0.254 Bcast:192.168.0.255 Mask:255.255.255.0

inet6 addr: fe80::219:d1ff:fe18:dc25/64 Scope:Link

UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1

RX packets:36 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0

TX packets:62 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0

collisions:0 txqueuelen:1000

RX bytes:3224 (3.2 KB) TX bytes:10790 (10.7 KB)



lo Link encap:Local Loopback

inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0

inet6 addr: ::1/128 Scope:Host

UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1

RX packets:12 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0

TX packets:12 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0

collisions:0 txqueuelen:0

RX bytes:880 (880.0 B) TX bytes:880 (880.0 B)


 Hasil dari route –n pada router
arfin@arfin-desktop:~$ route -n

Kernel IP routing table

Destination Gateway Genmask Flags Metric Ref Use Iface

192.168.0.0 0.0.0.0 255.255.255.0 U 0 0 0 eth1

169.254.0.0 0.0.0.0 255.255.0.0 U 1000 0 0 eth1

10.0.0.0 0.0.0.0 255.0.0.0 U 0 0 0 eth0v


 Ping ke jaringan yang lain (ke Router)
lab2@lab2-desktop:~$ ping 192.168.0.254
PING 192.168.0.254 (192.168.0.254) 56(84) bytes of data.
64 bytes from 192.168.0.254: icmp_seq=1 ttl=64 time=0.150 ms
64 bytes from 192.168.0.254: icmp_seq=2 ttl=64 time=0.143 ms
64 bytes from 192.168.0.254: icmp_seq=3 ttl=64 time=0.144 ms
^C

-----------------------------------atau (ke PC B)
lab2@lab2-desktop:~$ ping 10.0.0.1
PING 10.0.0.1 (10.0.0.1) 56(84) bytes of data.
64 bytes from 10.0.0.1: icmp_seq=1 ttl=63 time=7.32 ms
64 bytes from 10.0.0.1: icmp_seq=2 ttl=63 time=0.228 ms
^C

Minggu, 09 Mei 2010

TUGAS #6 JARINGAN KOMPUTER

STATIC ROUTING


Routing adalah proses dimana suatu router menforward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan ip address yang dituju oleh paket. Semua router menggunakan ip address tujuan untuk mengirim paket. Jika routing yang digunakan adalah statik maka konfigurasinya harus dilakukan secara manual, administrator jaringan harus memasukkan atau menghapus rute statis jika ada perubahan topologi.

Suatu jaringan bisnis berskala besar atau enterprise yang terdiri dari banyak lokasi yang tersebar secara remote, maka komunikasi antar site dengan management routing protocol yang bagus adalah suatu keharusan. Baik static routing ataupun dynamic routing haruslah di design sedemikian rupa agar sangat efficient.

Static routing adalah suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table dengan konfigurasi manual. Disisi lain dynamic routing adalah suatu mekanisme routing dimana pertukaran routing table antar router yang ada pada jaringan dilakukan secara dynamic. Static routing berguna untuk jaringan sederhana yang menggunakan beberapa router dan juga untuk menghemat penggunaan bandwidth.


* Perbandingan Static dan Dynamic Routing




Cara kerja routing statik dapat dibagi menjadi 3 bagian :

* Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router

* Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam table routing

* Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data



Administrative Distance

Administrative distance adalah parameter tambahan yang menunjukkan reliabilitas dari rute. Semakin kecil nilai administrative distance maka makin realibel rutenya. Default administrative distance pada routing statis adalah 1. Nilai dari administrative distance adalah antara 0 sampai 255 yang diberikan setalah next-hop atau gateway.


Konfigurasi Routing Statik

Langkah-langkah untuk melakukan routing statis sebagai berikut

* Tentukan dahulu prefix jaringan,subnet mask, dan address tujuan

* Tambahkan ke dalam tabel route tujuan address

* Masukkan gateway interface atau address next-hop yang direct routing atau terhubung secara langsung ke router tetangga.




Router harus dikonfigurasi sehingga dapat mencapai jaringan 192.168.3.0 dan 192.168.1.0 dengan subnet 255.255.255.0.

· Paket yang tujuannya ke jaringan ke 192.168.3.0 harus dirutekan ke router A.

· Paket yang tujuannya ke jaringan ke 192.168.1.0 harus dirutekan ke router C


Konfigurasi di semua mesin sebagai berikut :

Disini menggunakan perintah dalam routerOS ( courtesy By mikrotik.Router A

Ip route add dst-address=192.168.2.0/24 gateway=172.16.1.2

Ip route add dst-address=192.168.1.0/2 gateway=172.16.1.2

Router B

Ip route add dst-address=192.168.3.0/24 gateway=172.16.1.1

Ip route add dst-address=192.168.1.0/24 gateway=172.16.5.2

Router C

Ip route add dst-address=192.168.2.0/24 gateway=172.16.5.1

Ip route add dst-address=192.168.3.0/24 gateway=172.16.5.1

Routing Default

* Default routing digunakan untuk merutekan paket dengan tujuan yang tidak sama dengan routing yang ada dalam table routing.

* Secara tipikal router dikonfigurasi dengan cara routing default untuk trafik internet.

* Secara aktual menggunakan format dst-address=0.0.0.0/0 gateway=x.x.x.x


Troubleshooting Routing Statik

* Untuk troubleshooting routing statik kita dapat menggunakan tool ping dan traceroute.

* Contoh jika kita dalam router A kemudian kita lakukan ping ke local network jaringan router C tidak berhasil atau gagal gunakan perintah traceroute untuk mengetahui jalur mana yang putus. Kemungkinan masalahnya berada pada router B atau router C.

* Remote router B dan lakukan ping ke router C pastikan berhasil karena router B terhubung langsung dengan router C.


Penentuan Jalur dalam Routing Statik ( Path )

Router menggunakan dua fungsi dasar:

* Fungsi penentuan jalur

* Fungsi switching

Penentuan jalur terjadi pada layer network. Fungsi penentuan jalur menjadikan untuk mengevaluasi jalur ke tujuan dan membentuk jalan untuk menangani paket. Router menggunakan tabel routing untuk menentukan jalur terbaik dan kemudian fungsi switching untuk melewatkan paket.

LINK
STATIC ROUTING

Pada Prinsipnya Setiap router harus kenal semua router dalam satu autonomous system. Semua Router saling bertukar infomasi, Setiap router menghitung jarak terpendek untuk mencapai setiap router. Sebuah link-state routing protocol adalah salah satu dari dua kelas utama protokol routing packet switching yang digunakan dalam jaringan untuk komunikasi komputer. Link-state protokol dilakukan oleh setiap switching node dalam jaringan (node yaitu yang dipersiapkan untuk meneruskan paket-paket; di Internet, ini disebut router).





  • Setiap jalur ada metric, yang menunjukkan biaya
  • Semakin kecil biaya semakin bagus
  • Setiap router akan membuat tree router tujuan berdasarkan biaya yang ada


Tahap tahap Link-State :

  1. Setiap router memperkenalkan diri, dengan mengirimkan paket hallo
  2. Setiap router akan tahu tetangga berdasarkan paket hallo beserta biaya, dimasukkan database
  3. Setiap router mengirimkan basis datanya ke tetangganya dalam paket LSARouter yang menerima paket LSA harus meneruskan ke sel. tetangga sebelahnya
  4. Paket LSA dimasukkan database jika infonya lebih baru
  5. Awalnya terjadi flooding karena setiap router jika ada update data akan mengirimkan. Sampai convergen
  6. Selanjutnya setiap router menghitung jarak terpendek ke router yang lain dengan Shortest Path First, dan terbentuklah tree
  7. Dimungkinkan untuk mencapai Router yang sama, antar router punya tree yang berbeda.


Protokol routing link-state dikenal juga sebagai protokol shortest path first dan dibangun atas algorithma shortest path first Edsger Dijkstra’s.

Protokol routing link-stater IP adalah :

  • Open Shortest Path First (OSPF)
  • Intermediate System-to Intermediat System (IS-IS)

Pada TCP / IP jaringan, link yang paling umum digunakan negara routing protokol Open Shortest Path First (OSPF). On IPX networks. Di jaringan IPX, NetWare Link State Protocol (NLSP) digunakan. Tabel vektor jarak dan protokol link state digunakan dengan setiap protokol jaringan.




Protokol routing link-state lebih mirip sebuah peta jalan karena mereka membuat sebuah peta topologi dari sebuah jaringan dan setiap router menggunakan peta ini untuk menentukan jalur terpendek ke setiap jaringan. Sama halnya saat kita mengacu pada sebuah peta untuk menemukan rute ke kota lain, router-router link-state menggunakan sebuah peta untuk menentukan jalur yang paling diinginkan untuk mencapat tujuan lain.

Router yang menjalankan sebuah protokol routing link-state mengirim informasi tentang status link-nya ke router lain dalam wilayah routing. Status dari link ini mengacu pada jaringan yang terhubung langsung pada-nya dan termasuk informasi tentang jenis jaringan dan router-router tetangga pada jaringan tersebut, karena itu dinamakan protokol routing link-state.


DISTANCE VEKTOR ROUTING

Routing update terjadi secara periodik atau ketika topologi jaringan mengalami perubahan. Adalah hal yang sangat penting untuk routing protokol untuk meng-update table routing. Algoritma distance vector dijalankan di setiap router untuk mengirimkan informasi isi table routingnya ke router-router tetangganya. Table routing tersebut juga berisi informasi mengenai total cost jalur. Total cost jalur ditentukan oleh metric dan alamat logic dari router pertama pada jalur tiap-tiap jaringan dalam table routing.

Distance Vektor adalah sebuah alogaritma dalam menentukan IP pada proses routing. Algoritma ini cara kerjanya dengan membentuk tabel routing di jaringan adalah dengan cara setiap router memberikan informasi mengenai keadaan jaringan yang diketahui router tersebut kepada router-router tetangganya setiap selang waktu tertentu. Informasi keadaan jaringan tersebut adalah dalam bentuk distance-vector (vektor jarak), yaitu jumlah hop yang diperlukan untuk mencapai suatu jaringan. Router tetangga tersebut menyimpan dan mengolah informasi keadaan jaringan yang diterimanya dan juga me-nyampaikan informasi yang dimilikinya ke router- router tetangga yang lain. Hal ini terus berlangsung sampai seluruh router di jaringan mengetahui keadaan jaringan.

Contoh penggunaan algoritma distance-vector, Pada proses pengiriman datagram selalu menggunakan tabel routing. Datagram dapat dikirim langsung ke host tujuan atau harus melalui host lain terlebih dahulu tergantung pada tabel routing. Tabel routing terdiri dari entri-entri rute dan setiap entri rute paling tidak terdiri atas IP address, tanda untuk menunjukkan routing langsung atau tidak langsung, alamat router dan nomor interface. Semua router di jaringan baru dinyalakan. Pada saat ini semua router tidak memiliki informasi distance-vector kecuali pada dirinya sendiri. Informasi vektor jarak tersebut disimpan dalam bentuk tabel routing.

Dalam pembuatan tabel routing prosesnya ialah:

1. Tabel routing yang dimiliki masing-masing router akan berisi alamat jaringan yang terhubung langsung dengan router tersebut.

2. Secara periodik masing-masing router saling bertukar informasi sehingga isi tabel routing terisi lengkap (converged)

3. Jika terjadi perubahan topologi jaringan, maka router akan segera mengupdate informasi routing.

4. Proses update tiap-tiap router dilakukan secara bertahap.

5. Jika letak router jauh, maka dalam proses penerimaan informasi tentang perubahan jaringan akan lama pada suatu lokasi.

6. Terjadi masalah routing-loop akan menghabiskan BW.

Pada dasarnya macam-macam routing protokol yang menggunakan distance vektor ialah RIP

Distance vector routing loop

Routing loop dapat terjadi pada saat ketidak konsistenan table routing.

Contoh berikut ini menggambarkan kejadian tersebut :



Ø Sebelum jaringan 1 putus, semua router memiliki table routing yang benar. Dalam hal ini jaringan dikatakan konvergen. Untuk router C, menuju ke jaringan 1 melalui router B dan jarak dari router C ke jaringan 1 adalah 3.

Ø Ketika jaringan 1 putus, router E mengirimkan update ke router A. router A menghentikan routing paket ke jaringan 1, tapi router B, C dan D tetap meneruskan routing karena mereka tidak diberi informasi bahwa jaringan 1 putus. Ketika router A mengirimkan update, router B dan D menghentikan routing ke jaringan 1. Router C masih belum menerima update. Untuk router C, jaringan 1 masih dapat dicapai melalui router B.

Ø Sekarang router C mengirimkan update secara periodic ke router D, yang menunjukkan jalur ke jaringan 1 lewat router B. Router D mengubah isi table routingnya dan mengirimkan informasi ke router A. Router A mengirimkan informasi ke router B dan E dan proses berlangsung terus. Paket-paket yang ditujukan ke jaringan 1 sekarang akan mengalami loop dari router C ke B ke A ke D dan kembali lagi ke C.


Pendefinisian maximum count

Update invalid jaringan 1 akan meneruskan loop sampai beberapa proses lain berhenti looping. Kondisi ini disebut dengan count to infinity, paket-paket looping terjadi dalam jaringan. Tanpa memberikan counter untuk menghentikan proses, hop count dari distance vector akan meningkatkan waktu paket melalui jaringan. Hal ini akan menyebabkan informasi yang tidakbenar dalam table routing sehinggan routing loop terjadi. Algoritma distance vector memiliki kemampuan untuk selt-correcting, tapi masalah routing loop dapat menyebabkan count to infinity. Untuk mencegah masalah ini, protokol distance vector mendefinisikan infinity ini sebagai maximum number. Nomor ini menunjukkan metric, dimana batas hop count maksimumnya. Dengan metode seperti ini, routing protokol mengijinkan routing loop terus sampai metric mencapai batas maksimum. Nilai maksimum batas hop count pada distance vector defaultnya adalah 15 sehingga paket akan dibuang kalai hop count lebih dari 15 dan dianggap jaringan unrechable.







Kerugian dari Distance vector adalah sebagai berikut:

Ø Membutuhkan waktu yang relative lama untuk mencapai convergence (update dikirim dengan interval waktu tertentu).

Ø Router melakukan kalkulasi routing table nya sebelum mem-forward perubahan tabelnya

Ø Rentan terjadinya routing loop

Ø Kebutuhan bandwidth bisa sangat besar untuk WAN atau environment LAN yang kompleks.

Meskipun protokol distance vector mampu mempertahankan tabel routing, mereka memiliki tiga masalah. Yang pertama adalah bahwa sistem update periodik dapat membuat proses update sangat lambat. Masalah kedua adalah bahwa update periodik dapat membuat sejumlah besar jaringan trafficmuch waktu yang tidak perlu sebagai topologi jaringan jarang harus berubah. Yang terakhir, dan mungkin lebih signifikan, masalahnya adalah bahwa karena router hanya tahu tentang hop berikutnya dalam perjalanan itu, informasi yang tidak benar dapat diperbanyak antara router, menciptakan routing loop.

Dua strategi yang digunakan untuk memerangi masalah terakhir. Satu, split horizon, bekerja dengan router mencegah dari iklan rute kembali ke router lain dari yang telah dipelajari. Yang lain, racun reverse (disebut juga split horizon dengan reverse racun), menyatakan bahwa rute yang diiklankan kembali pada interface dari mana ia belajar, tetapi bahwa ia memiliki dari metrik 16. Ingatlah bahwa metrik 16 adalah dianggap sebagai tujuan tercapai.


HYBRID ROUTING

Hybrid Routing, sering disebut sebagai hibrida seimbang routing adalah merupakan kombinasi dari distance vector dan link-state routing. dimana bekerja dengan cara berbagi pengetahuan dari seluruh jaringan dengan tetangga dan link-state routing yang bekerja dengan router kirim memiliki setiap router pada jaringan tentang tetangga terdekatnya.

Hybrid Routing adalah klasifikasi ketiga routing algoritma . Hybrid menggunakan distance vector protocol untuk metrik yang lebih akurat untuk menentukan jalur terbaik untuk jaringan tujuan, dan melaporkan informasi routing hanya bila terdapat perubahan dalam topologi jaringan. Hybrid routing memungkinkan konvergensi cepat namun memerlukan lebih sedikit pengolahan daya dan memori dibandingkan dengan link-state routing. Sebuah contoh dari protokol routing adalah hibrida (EIGRP). Hybrid menggunakan protokol routing vektor-jarak untuk lebih akurat metrik untuk menentukan jalur terbaik untuk jaringan tujuan, dan melaporkan informasi routing hanya bila terdapat perubahan dalam topologi jaringan.

* EIGRP

singkatan Enhanced Interior Gateway Routing Protocol, EIGRP merupakan protokol routing hibrida yang dikembangkan oleh Cisco. EIGRP menggunakan "algoritma update Terdistribusi" atau "DUAL", itu menggabungkan Link-negara dan-Vector algoritma Jarak Jauh. EIGRP adalah protokol hibrida dianggap seimbang. Tidak seperti IGRP yang hanya mengerti angka-angka jaringan utama, EIGRP dapat dikonfigurasi untuk menggunakan masker subnet dan masker supernet. Format tabel routing EIGRP berbeda dari tabel routing IGRP.
Keuntungan dari EIGRP adalah: Cepat konvergensi, Dukungan untuk berbagai protokol, membutuhkan kurang bandwidth daripada-vektor protokol Jarak karena hanya disiarkan update parsial dan hanya jika perubahan topologi terdeteksi. EIGRP does not use periodic broadcasts. EIGRP tidak menggunakan siaran berkala. Improved loop detection and prevention. Peningkatan deteksi dan pencegahan loop.


Berikut adalah beberapa perbaikan yang lebih IGRP EIGRP:

· DUAL

· Tambahan update

· Loop-jaringan gratis

· Mengurangi penggunaan bandwidth

· Dukungan untuk protokol lapisan jaringan ganda (IP, IPX, AppleTalk)

· Dukungan untuk panjang subnet mask-variabel (VLSMs), jaringan yg tdk berhubungan, dan tanpa kelas routing

· kemampuan jarak vektor

· Summarization rute otomatis pada batas-batas jaringan utama

EIGRP menggunakan bandwidth dan delay secara default menghitung metrik perusahaan. Hal ini juga dapat dikonfigurasi untuk menggunakan kehandalan, beban, dan MTU. EIGRP's metrik adalah sama dengan IGRP's metrik, kecuali bahwa itu adalah dikalikan dengan 256 untuk granularitas ditingkatkan.

* IS-IS:

Sistem Menengah ke sistem intermediate (IS-IS) adalah sebuah routing protokol Hybrid awalnya dirancang untuk CLNS sebagai bagian dari protokol OSI stack dan diuraikan dalam ISO 10589. Ini telah diperluas sehingga termasuk dukungan untuk routing IP. Hal ini sekarang digunakan di operator backbone besar hari ini untuk menyampaikan informasi IP routing. Ia memelihara keadaan database link yang mirip dengan OSPF. Ini mendukung subnet mask variabel panjang. Seperti semua protokol routing itu berada di lapisan jaringan model OSI. IS-IS menggunakan multicast untuk menemukan tetangga router menggunakan hello paket. Ini mendukung otentikasi routing update.


ROUTING INTERNET PROTOKOL

Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah routing protocol jenis distance-vector, dimana RIP mengirimkan routing table yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan cara terbaik ke sebuah network remote , tetapi RIP secara default memiliki sejumah nilai jumlah hop maksimum yang diizinkan, yaitu 15 yang berarti 16 dianggab tidak terjangkau (unreachable).

RIP versi 1 menggunakan hanya classful routing, yang berarti semua alat di network harus menggunakan subnet mask yang sama. RIP versi 2 menyediakan sesuatu yang disebut prefix routing, dan bisa mengirimkan informasi subnet mask bersama dengan update-update dari route (classless routing).

Routing Update

RIP mengirim pesan routing-update secara berkala dan ketika perubahan topologi jaringan. Ketika router menerima update routing yang termasuk juga perubahan entri, itu update routing tabel nya untuk mencerminkan rute baru. Nilai metrik jalan meningkat dengan 1, dan pengirim diindikasikan sebagai hop berikutnya. RIP router hanya mempertahankan rute terbaik (rute dengan nilai metrik terendah) untuk sampai ke tujuan. Setelah memperbarui tabel routing nya, router segera mulai mengirimkan routing update untuk menginformasikan router jaringan lain dari perubahan. Pembaruan ini dikirim secara terpisah dari update secara teratur dijadwalkan bahwa RIP router kirim.

RIP Routing Metric

RIP routing menggunakan metrik tunggal (count hop) untuk mengukur jarak antara sumber dan tujuan jaringan. Setiap hop di jalan dari sumber ke tujuan diberikan sebuah nilai jumlah hop, yang biasanya 1. Ketika router menerima update routing yang berisi entri tujuan jaringan baru atau diubah, router menambahkan 1 dengan nilai metrik ditunjukkan dalam memperbarui dan memasuki jaringan pada tabel routing. Alamat IP pengirim digunakan sebagai hop berikutnya.


RIP Stabilitas Fitur

RIP mencegah routing loop dari terus menerus dengan menerapkan batas pada jumlah hop diperbolehkan dalam sebuah jalur dari sumber ke tujuan. Jumlah maksimum dari hop di jalan adalah 15. Jika router menerima update routing yang berisi entri baru atau diubah, dan jika peningkatan nilai metrik oleh 1 menyebabkan metrik menjadi tak terhingga (yaitu, 16), tujuan jaringan dianggap unreachable. Kelemahan dari fitur ini stabilitas ini adalah hanya membatasi diameter maksimum jaringan RIP untuk kurang dari 16 hop.

RIP termasuk sejumlah fitur stabilitas lainnya yang umum untuk protokol routing banyak. Fitur-fitur ini dirancang untuk memberikan stabilitas meskipun perubahan berpotensi pesat dalam sebuah topologi jaringan. Sebagai contoh, RIP menerapkan split horizon ditentukan dalam Holddown Timers dan mekanisme untuk mencegah informasi routing yang salah dari yang disebarkan.

RIP Timers RIP Timers

RIP menggunakan timer banyak untuk mengatur kinerjanya. Hal ini termasuk timer routing-update, rute-timer timeout, dan timer rute-flush. Timer routing-update jam interval antara update routing periodik. Secara umum, sudah diatur untuk 30 detik, dengan nilai acak kecil waktu ditambahkan setiap kali timer reset. Hal ini dilakukan untuk membantu mencegah kemacetan, yang bisa hasil dari semua router secara bersamaan mencoba untuk memperbarui tetangga mereka. Setiap entri tabel routing memiliki timer rute-timeout yang terkait dengannya. Ketika timer rute-timeout berakhir, rute ditandai tidak valid namun tetap dalam tabel sampai rute-flush timer berakhir.

Meskipun usia RIP dan munculnya protokol routing yang lebih canggih, jauh dari usang. yang matang, stabil, didukung secara luas, dan mudah dikonfigurasi. Kesederhanaan adalah cocok untuk digunakan dalam jaringan suatu tulisan rintisan dan dalam sistem otonom kecil yang tidak memiliki jalan cukup berlebihan untuk menjamin biaya overhead protokol yang lebih canggih.



Followers